"Yeiii... Biennale ada lagi!!" begitu perasaan senang saya saat melintas di perempatan Sagan yang terpampang poster jumbo Biennale 2011.
thanks to ^^ :
Wikipedia
Biennale Jogja
Berhubung lampu sudah berkedip - kedip dan berubah menjadi hijau, saya jadi tidak sempat melihat tanggal yang tertera.
Melirik pun, justru klakson bus yang saya dapat. Haduuuhhh... (-_-)"
Selang beberapa hari kemudian, ada sms masuk...
"Kakak, ada Biennale loh."
Dan balas - membalas pun dimulai...
"Iyaaa... Kapan kakak bisa kesana?"
"Nggak usah di planning, langsung pancal aja."
"Olrait..."
Rabu, 30 November 2011.
Tibalah hari tanpa rencana disaat jadwal kakak dan saya free. Ayeeeee...
Selepas Maghrib duo Gemezin Girlz ini melancarkan aksinya untuk narsis alias berphoto ria di Taman Budaya Yogyakarta, lokasi langganan Biennale diadakan.
Here we go! Auuuwwwww... :P
Biennale Jogja yang menjadi event dua tahunan yang telah berlangsung sejak tahun 1988, kali ini berfokus pada usaha untuk mengorganisir
Biennale yang berskala internasional dalam membangun dialog, kerjasama
dan kemitraan antarbangsa.
Seri Pertamanya, Shadow Lines. Yang akan diselenggarakan dari 26 November 2011 sampai 8 Januari 2012.
Merujuk pada garis imajiner yang membawa orang - orang untuk bersatu, dan
sekaligus memisahkan mereka. Shadow Lines juga menyaran pada batasan
geo - politis dan penciptaan negara modern di Asia Selatan.
Oleh karena itulah, Biennale kali ini bertema Biennale Jogja XI - Equator #1 Shadow Lines Indonesia Meets India.
Mengapa India??
Karena sejarah keragaman Indonesia selalu berhubungan dengan India sejak India memberi pengaruh besar pada Kebudayaan Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, dan beberapa kelompok etnis di wilayah Timur kepulauan Indonesia.
India dan Indonesia kemudian memiliki beberapa kemiripan, sementara juga menunjukkan perbedaan - perbedaan dalam konteks keragaman budaya.
Karena sejarah keragaman Indonesia selalu berhubungan dengan India sejak India memberi pengaruh besar pada Kebudayaan Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, dan beberapa kelompok etnis di wilayah Timur kepulauan Indonesia.
India dan Indonesia kemudian memiliki beberapa kemiripan, sementara juga menunjukkan perbedaan - perbedaan dalam konteks keragaman budaya.
Inilah yang membuat saya semakin bersemangat, karena India merupakan salah satu negara favorit saya yang kental akan budaya :)
Jujur saya mulai mengenal negara ini dari film - filmnya om Shahrukh Khan. Hehehe... :D
Tak kenal maka tak sayang...
Agaknya istilah ini tepat menggambarkan masyarakat Indonesia yang mengenal India dari perfilmannya. Hal ini dapat dilihat seberapa antusiasnya bila kita menonton filmnya kemudian menirukan nyanyian dan bergoyang ala India.
Akhirnya kita pun mengenal pemeran wanita ayu yang bernama Kajol, siapa aktor film Kabhi Khushi Kabhi Gham, lagu asyik berjudul Koi Mil Gaya, Sang Inspektur Vijay, dan lain sebagainya.
Sampai - sampai Briptu (dulunya) Norman pun terkenal seantero negeri ini gara - gara kepiawaiannya menirukan goyangan Chaiya Chaiya Sang Raja Bollywood.
Tahu begitu, dari dulu saya upload saja video gokil India - an aksi keluarga dan teman - teman saya.
Hoho... (^o^)
Bagi saya, banyak informasi menarik yang terungkap setelah memasuki pameran ini. Salah satunya tentang Keluarga Kapoor.
Saya kira nama Kapoor seperti nama di Indonesia, contoh saja Rachmawati (nama saya), yang sebenarnya bukan merupakan marga tapi begitu banyak (baca : pasaran) bertebaran dan dipakai.
Heee... :P
Heee... :P
Ternyata nama Kapoor di India merupakan sebuah keluarga dan mereka mendominasi Bollywood, wow!
Makanya Kapoor pun bertebaran dihampir banyak industri hiburan.
Kalau nama saya jadi nama India, mungkin jadi Rachmalhotra kali ya??? Hihihi... *jadi pengen punya nama India*
Silahkan lihat bagan di bawah ini untuk keterangan tentang The Kapoor Clan lebih lanjut.
Untuk olahraga, ternyata Kriket sangat populer di India.
Kriket merupakan olahraga tim yang dimainkan antara dua kelompok yang masing - masing terdiri dari sebelas orang.
Dalam memainkannya kriket menggunakan pemukul ("bat") dan bola. Tujuan permainannya adalah untuk mencetak lebih banyak run
(angka) dibandingkan tim lainnya.
Permainan kriket dapat berlangsung hingga lima hari dan dapat berlangsung enam jam atau lebih setiap harinya.
Permainan kriket dapat berlangsung hingga lima hari dan dapat berlangsung enam jam atau lebih setiap harinya.
Di India sendiri, pada mulanya permainan ini diperkenalkan oleh pedagang Eropa yang tergabung dalam East India Company sekitar tahun 1700 - an.
Tahun 2011, tim nasional kriket India menjadi juara dalam Cricket World Cup, yang merupakan kemenangan kedua setelah tahun 1983.
Cuit cuit... Congratulation yah!!
(^^)b
Masakan India akan langsung dikenali dari penggunaan rempah - rempahnya.
Biasanya rempah - rempah yang sering dipakai dalam masakan India adalah cabai, biji sesawi hitam, jintan putih, kunyit, klabet, asafetida, jahe, kayu manis, ketumbar, bawang putih, dan ajwain.
Hmm... Bisa terbayang rasanya yang sangat khas, 'kan?
Dan tahukah Teman, kalau cabai terpedas di dunia berasal dari India?
Cabai yang terlihat seperti cabai pada umumnya ini bernama Bhut Jolokia, dengan tingkat kepedasan mencapai 1.001.304 skala Scoville (satuan ukuran tingkat kepedasan cabai).
Itu berarti 10 kali lipat dari cabai rawit biasa!
Itu berarti 10 kali lipat dari cabai rawit biasa!
Hebatnya, seorang wanita berumur 28 tahun bernama Anandita Dutta Tamuly berhasil memecahkan rekor dunia Guinness, dengan menyelesaikan tantangan
memakan 51 cabai hanya dalam
waktu dua menit saja.
Amazing!! (*o*)
Amazing!! (*o*)
Sayangnya di pameran ini tidak ada penampakan cabai kecil keriput ini, (atau saya yang datang terlalu awal?) padahal sebenarnya saya ingiiiiin sekali mencoba cabai ini.
Meski saya tahu pada akhirnya akan panas dingin, megap - megap, jejingkrakan, dan kapok. Tapi sebagai penyuka pedas sepertinya itu merupakan tantangan tersendiri, hehehe... *begaya*
Beberapa hal yang lekat dengan tradisi India adalah mehndi, bindi, dan saree. Yang semuanya bisa pengunjung ketahui juga di sini.
Ada salah satu mehndi yang saya suka, gambarnya mengingatkan saya dengan tattoo spidol buatan Amink :D
Ada salah satu mehndi yang saya suka, gambarnya mengingatkan saya dengan tattoo spidol buatan Amink :D
Just my opinion...
Sepertinya bakal lebih seru lagi kalau ada stand pembuatan mehndi dan bindi, plus stand peminjaman saree yang tentu saja untuk sesi pemotretan...
Hehehehehe... *ide seorang narsis*
Sepertinya bakal lebih seru lagi kalau ada stand pembuatan mehndi dan bindi, plus stand peminjaman saree yang tentu saja untuk sesi pemotretan...
Hehehehehe... *ide seorang narsis*
Mehndi yang unyu sekaleee... ^^ |
Ayo ayooo...!
Bagi yang belum mengunjungi Biennale Jogja 2011, segera tancap gas menuju TBY di selatan pasar Beringharjo.
Atau silahkan ke Jogja National Museum yang letaknya tidak jauh dari lokasi pertama, di jl. Amri Yahya, Gampingan, Yogyakarta.
Pastinya asyik, penuh informasi, juga bisa narsis sampai jungkir balik pun tidak akan ada yang marah *curhat :D*
And of course... You won't regret it!!
(^,~)
Salam... *ala orang India*
Wikipedia
Biennale Jogja
wahh, harusnya ikut lomba bikin mahendi waktu family day, ni kakak... rame hloh. :D
BalasHapusnice posting, aku baru tau ada cabe begituan. jadi inget dulu pernah belajar bahasa india kilat, 'bhut' itu artinya emang 'sangat'. kalo di Biennale sementara liatnya cabe keriting dulu di instalasinya Shakshi Gupta "Reality Bites".
Aaaah, namaste. Nunut Blogwalking njih... :D
makasih kunjungannya mb Diyan :)
BalasHapusiyah,ak ktinggalan family day nih. gak ad lg y??
hehe... *ngarep*
belum ke JNM juga nih, haduh haduuhhh...
muga2 pnutupan Biennale diundur jadi akhir Januari y... :P
hohoho... *yg ini sdkit maksa*